Nama :
Ida Agung Tribhuwana Mahardhika Adiningrat
NIM :
1605551027
Mata Kuliah : Data Warehouse
Dosen :
I Putu Agus Eka Pratama ST.,MT.
Program Studi/Fakultas/Universitas : Teknologi Informasi/Teknik/Udayana
Pada media penyimpanan
data saat ini, terdapat perbedaan mendasar antara data yang tersimpan pada
database biasa dengan data yang tersimpan pada Data Warehouse. Hal ini
disebabkan karena data- data pada Data Warehouse selain bertujuan untuk
historis, juga digunakan untuk menganalisa data yang akan berdampak pada
pengambilan keputusan dan pembuatan laporan. Solusi dari masalah ini adalah
bagaimana melihat data dari berbagai dimensi yang berbeda- beda.
Data Mart
merupakan sub bagian dari Data Warehouse keseluruhan sebagai sebuah struktur
data, yang di dalamnya memuat data, guna memudahkan pengguna akhir di dalam
mengakses data dari Data Warehouse sesuai kebutuhan ataupun untuk analisa data.
Data Mart juga dapat didefinisikan sebagai unit (bagian) dari Data Warehouse secara
keseluruhan yang berada pada layer akses (Access Layer) berorientasikan kepada
spesifik proses bisnis dan kebutuhan dari unit organisasi tempat di mana Data
Warehouse tersebut diimplementasikan. Apabila dianalogikan sebagai sebuah
himpunan, maka Data Mart adalah himpunan bagian dari sebuah himpunan semesta
bernama Data Warehouse. Sehingga apabila Data Warehouse memuat semua data
sesuai kebutuhan dari keseluruhan organisasi bersangkutan, maka Data Mart hanya
memuat data spesifik sesuai kebutuhan per unit atau departemen saja.
Pengembangan
Data Warehouse memiliki beberapa model yang didapatkan berdasarkan hierarki dan
masukan dari pengguna yaitu sebagai berikut.
1. Top Down
tanpa User Feedback
Aliran data pada model Top Down tanpa User
Feedback ini sangatlah sederhana karena tidak melibatkan user feedback. Aliran
data berawal dari sumber-sumber data kemudian diteruskan ke Data Warehouse lalu
di pecah ke dalam beberapa Data Mart. Penggambaran model ini adalah sebagai
berikut.
2. Bottom Up
tanpa User Feedback
Model Bottom Up tanpa User Feedback ini
merupakan kebalikan dari model Top Down tanpa User Feedback dimana berbeda dari
Top Down yang memulai pengembangan dari atas, model ini memulai pengembangannya
dari bawah dimana Data Mart dibentuk dari data-data yang berasal dari berbagai
sumber data. Pada tahap satu, menerapkan ETT (Extraction, Transformation,
Transportation) pada sumber – sumber data ke masing – masing Data Mart. Kemudian
setiap Data Mart mengintegrasikan data – data dari berbagai sumber tersebut.
Pada Tahap dua, data dialirkan dari masing- masing Data Mart ke Data Warehouse,
dengan kembali menggunakan proses ETT (Extraction, Transformation,
Transportation) pada data dari setiap Data Mart kembali diintegrasikan di dalam
Data Warehouse kemudian dilakukan juga penghilangan Redudancy pada data- data
dari sejumlah Data Mart tersebut. Berikut visualisasi dari model ini.
3. Parallel tanpa User Feedback
Model Parallel tanpa User Feedback merupakan
modifikasi dari model Top Down, namun Data Marttidak sepenuhnya bergantung
kepada Data Warehouse (dalam hal sumber data yang diperoleh). Mekanisme kerja
dimulai dengan dibangunnya Data Warehouse dari berbagai sumber data. Di dalam
Data Warehouse terdapat Data Model yang menjadi acuan bagi model data untuk
Data Mart- Data Mart yang dibentuk kemudian Data Model ikut mempengaruhi Data
Mart. Kemudian Data Mart yang terbentuk, ikut berperan di dalam membangun Data
Warehouse melalui integrasi di level data.
4. Top Down
beserta User Feedback
Pada Model Top Down beserta User Feedback
sejumlah data dari berbagi sumber data membentuk Data Warehouse. Data Warehouse
menjadi pusat dari penggudangan data- data yang berasal dari berbagai sumber
data tersebut. Pada model ini terjadi proses integrasi di level data yang
bertujuan memudahkan data- data disatukan ke dalam sebuah gudang data ini. Dari
Data Warehouse, dibentuk sejumlah Data Mart sesuai dengan kebutuhan pengguna.
User Feedback pada Data Mart, menjadi tolok ukur di dalam pengembangan
berkelanjutan pada Data Mart dan Data Warehouse itu sendiri. Pada Model Top
Down beserta User Feedback, User Feedback mempengaruhi Data Mart dan secara
otomatis akan mempengaruhi Data Warehouse itu sendiri. Terdapat aliran bolak-
balik dari User Feedback (pengguna) ke Data Mart dan dari Data Mart ke Data
Warehouse.
5. Bottom Up
beserta User Feedback
Mekaisme kerja pada Bottom Up beserta User
Feedback dimulai dari dibentuknya terlebih dahulu dua Data Mart atau lebih,
menggunakan data – data dari berbagai sumber data. Kemudian digunakan ETT
(Extraction, Transformation, Transportation) untuk membantu pengumpulan data,
ekstraksi data, transformasi ke format data yang disepakati bersama di dalam
Data Mart, serta integrasi di level data itu sendiri. .Lalu dibentuk Data
Warehouse dari Data Mart yang terbentuk kemudian kembali menggunakan ETT untuk
mengintegrasikan data- data dari berbagai Data Mart tersebut ke dalam kesatuan
Data Warehouse. User Feedback diarahkan melalui tatap muka Data Warehouse, yang
berefek terhadap Data Mart- Data Mart yang membentuk Data Warehouse.
6. Parallel
Beserta User Feedback
Mekanisme kerja pada model Parallel beserta
User Feedback dimulai dari penentuan aturan untuk model data dari Data
Warehouse ke Data Mart yang terbentuk. Data dari berbagai sumber data masuk ke
Data Mart dan ke Data Warehouse. Kemudian Data dari sumber data yang menuju ke
Data Mart saja yang akan melalui proses ETT (Extraction, Transformation,
Transportation). Data yang menuju ke Data Warehouse, terlebih dahulu menuju ke
Data Model dari Data Warehouse, untuk menyeragaman format. Pada Data Warehouse
tidak terjadi ETT, sebab Data Warehouse menjadi pusat untuk model data
enterprise, yang menjadi acuan bagi Data Mart lainnya. Lalu Data Warehouse
mengagregasikan data, memuat fungsi koordinasi dan integratif untuk
pengembangan ke depannya, termasuk juga manajemen data dan informasi kepada
pengguna. User Feedback dialirkan melalui tatap muka ke Data Mart.
Data
Warehouse menerapkan Data multi dimensi (Multi Dimensional Data atau MDD). Data
multi dimensi merupakan model data fisik
(Physical data Model) yang strukturnya dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang (dimensi), dengan tiga buah bagian (Record atau baris, Field atau
kolom, dan layer), dengan objek – objek data multi dimensi di dalamnya, yang
atributnya dibedakan menjadi atribut dimensi dan atribut pengukuran. Data multi
dimensi, jika direpresentasikan ke dalam bentuk koordinat, maka dapat
ditunjukkan ke dalam tiga buah sumbu, yakni: X, Y, dan Z yang dapat
dianalogikan dengan gambar bangun yang memiliki 3 dimensi (panjang, lebar,
tinggi).
Data multi
dimensi tidak dapat lepas dari kebutuhan untuk mempermudah analisa data. Oleh
karena ini data multi dimansi menggunakan dua konsep yakni OLTP dan OLAP. OLTP
atau On Line Transactional Data yang berfungsi memproses data – data
transaksional namun tidak menyimpan data historis, OLTP hanya digunakan untuk
kebutuhan data dan informasi semata dan struktur data hanya terdiri dalam 2
dimensi (baris, kolom). Sedangkan OLAP atau On Line Analytical Data menganalisa
data yang berasal dari data – data transaksi (OLTP) dengan mengutamakan
historis data. Oleh karena itu, data perlu dilihat dari 3 atau lebih dimensi,
untuk kemudahan analisa data. Slicing data atau pemotongan data berlapis –
lapis, diasumsikan untuk mengambil data yang relevan untuk kebutuhan analisa.
Referensi: I Putu Agus Eka Pratama.
Handbook Data Warehouse. Penerbit Informatika. Bandung. 2017)
0 komentar:
Posting Komentar